Tasya Kamila telah melahirkan anak kedua berjenis kelamin perempuan. Seperti saat persalinan anak pertama, Arrasya, Tasya kembali menjalani persalinan secara sesar hanya saja kali ini dengan metode ERACS.
“Dulu pas lahiran Arr belum ada Eracs,” kata Tasya melalui Instagram story pribadinya, dikutip Senin (2/1/2023).
Tasya Kamila mengaku langsung rasakan perbedaan yang signifikan dari operasi sesar anak pertama dan kedua saat ini. Terutama untuk proses pemulihan.
Tanpa metode ERACS, saat itu Tasya belum diizinkan untuk menggerakan kepala bahkan juga duduk selama 24 jam pasca operasi.
“Kalo kata dokter, ERACS itu beda dianestesinya aja. Jadi intinya obat anti nyerinya ditinggiin dan obat kelumpuhannya dikurangi. Sehingga harapannya kita bisa lebih cepat pulih, bergerak, bahkan kalo gak ada masalah 2 jam post-op udah bisa coba duduk lho,” tutur Tasya.
Dari unggahannya di Instagram story, Tasya menunjukan kondisinya telah bisa duduk. Sayangnya, ia belum diizinkan bertemu dengan bayinya meski telah 15 jam pasca operasi. Istri Randi Bachtiar itu mengatakan, sang anak masih perlu dirawat di ruangan NICU. Meski begitu, kondisinya dipastikan sehat.
ERACS merupakan singkatan dari Enhanced Recovery After Caesarean Surgery. Awalnya, metode itu digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien bedah rawat jalan. Tujuannya untuk meningkatkan kontrol nyeri dan mengurangi mual serta muntah pasca operasi, dengan begitu pasien yang telah menjalani operasi bedah tidak perlu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, metode tersebut rupanya telah diterapkan untuk ibu melahirkan melalui operasi sedar sejak tahun 2018. Hal tersebut bertujuan agar ibu yang baru saja melahirkan bisa cepat pulih dan dapat berfokus untuk merawat bayi.
Pada metode ERACS, pemeriksaan sebelum oeprasi bisa dilakukan sat usia kehamilan mencapai 10 hingga 20 minggu untuk operasi caesar yang telah dijadwalkan.
Sebelum operasi, pasien harus menjalani skrining kesehatan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit komorbid atau kekurangan zat besi.
Ada beberapa perbedaan metode persalinan ERACS dengan operasi caesar konvensional, yaitu:
1. Waktu Puasa
Pada operasi caesar konvensional, ibu hamil umumnya diwajibkan berpuasa atau dilarang untuk makan dan minum apa pun selama 8 jam sebelum operasi. Sedangkan dengan metode persalinan ERACS, ibu hamil masih boleh mengonsumsi makanan ringan 6 jam sebelum operasi. Tidak hanya itu, ibu hamil juga masih bisa minum air mineral, jus, atau minuman yang mengandung gula 2 jam sebelum operasi.
2. Rasa Sakit Pasca Operasi
Metode persalinan ERACS telah terbukti lebih efektif dalam meminimalkan rasa sakit pasca operasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat memengaruhi berkurangnya rasa sakit setelah operasi:
a. Pemberian obat anti-inflamasi non-steroid dan obat pereda nyeri non-opioid terjadwal, baik yang diminum maupun melalui cairan infus.
b. Pemberian obat nyeri long-acting dosis kecil pada tulang belakang saat operasi.
c. Penyuntikan anestesi saat operasi dilakukan dengan jarum spinal berukuran kecil.
Penggabungan poin-poin di atas bisa mengurangi pemberian obat opioid setelah operasi hingga sebesar 30-50 persen. Hal ini berguna untuk mempercepat hilangnya rasa sakit pasca operasi, sekaligus menurunkan risiko ibu hamil mengalami kelelahan, mual, dan sembelit pasca operasi.
3. Masa Pemulihan
Hal lain yang membedakan metode persalinan ERACS dengan operasi caesar konvensional adalah masa pemulihannya yang lebih cepat. Ini bisa terjadi karena penghentian pemberian cairan infus lebih awal, pelepasan kateter urine lebih awal, dan ibu boleh segera mengonsumsi makanan dan minuman.
Dengan begitu, bumil bisa bergerak dan bangun dari tempat tidur dengan lebih cepat, sehingga proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan skin-to-skin dengan si kecil juga bisa dilakukan lebih awal.
4. Luka Bekas Operasi
Metode pembedahan pada persalinan ERACS dilakukan dengan pisau bedah yang kecil dan sangat tajam, sehingga memungkinkan sayatan pertama langsung mencapai fascia atau selaput otot. Dengan begitu, kerusakan jaringan bisa dikurangi, sehingga luka bisa pulih dengan lebih cepat dan trauma pada kulit juga bisa diminimalkan.